Wednesday, August 22, 2012

Dari kampung pesisir menjadi cikal bakal kerajaan besar di Nusantara (Part 2)

Pada bagian pertama, saya sudah menerangkan tentang cikal bakal berdirinya kerajaan pertama di Nusantara yaitu Kerajaan Salakanagara yang kini lokasinya berada di Pandeglang Provinsi Banten. Nah lalu setelah berubah menjadi kerajaan besar apa yang akan terjadi selanjutnya? mari kita simak bersama sama...

Dalam catatan sejarah, tidak disebutkan adanya peperangan besar yang melibatkan kerajaan Salakanagara. Kerajaan ini sukses berdiri selama 200 tahun lebih dengan raja terakhirnya adalah Prabu Darmawirya Dewawarman (Dewawarman VIII).

Tersebutlah Jayasinghawarman menantu dari Raja Dewawarman VIII yang mendapatkan tongkat pimpinan Salakanagara setelah sang mertua turun tahta pada tahun 362 Masehi. Rupanya Jayasinghawarman lebih ingin mengembangkan kerajaan barunya dibandingkan berkuasa di Salakanagara. Maka berdirilah kerajaan Tarumanagara sebagai penerus Salakanagara, pusat pemerintahan di Rajatapura dipindah ke ibukota Tarumanagara (Kalau sekarang masuknya ke wilayah Bogor).

Dewawarman VIII menutup kisah kerajaan Salakanagara dengan prestasi bagus. Di bawah kepemimpinannya yang adil dan bijaksana, keadaan ekonomi penduduknya sangat baik, makmur dan sentosa, kehidupan beragama pun sangat harmonis. Haha kalah telaklah kalau dibandingkan keadaan Indonesia sekarang.

Semoga kisah yang ditulis amburadul ini menginspirasi kita bahwa sebenarnya nenek moyang kita adalah bangsa yang kuat. Bangsa yang pemimpinnya mampu menjaga amanah rakyat, jauh dari korupsi jauh pula dari konspirasi. Merdeka!

Dari kampung pesisir menjadi cikal bakal kerajaan besar di Nusantara (Part 1)

Kampung pesisir kecil itu terletak kira-kira di Teluk Lada Pandeglang Jawa Barat. Berawal dari sekedar kampung nelayan kecil berkembang menjadi kampung besar yang sering disinggahi para pedagang yang merantau dari Pallawa India.



Kemakmuran wilayah ini tercium juga oleh para perompak yang haus kekayaan. Seringnya wilayah ini dijadikan sasaran perompakan mengharuskan sang penghulu atau pemimpin kampung yang bernama Aki Tirem bekerja keras membuat pengamanan, tak jarang beliau dibantu para pedagang yang singgah.

Tersebutlah Dewamarwan seorang pedagang dari India yang tergerak untuk ikut mengamankan kampung ini. Beserta sejumlah pasukannya yang dibawa dari India, bersatu dengan pasukan dibawah Aki Tirem, koalisi ini sukses menghalau para perompak menjauh dari wilayah.

Semakin lama hubungan antara Dewawarman dengan Aki Tirem semakin erat, alih-alih berdagang Dewawarman dan pasukannya malah menetap di wilayah ini. Puncaknya ketika Dewawarman menikahi putri sang Aki Tirem yang bernama Dewi Pwahaci Larasati. Lengkap sudah, Dewawarman beserta pasukannya kini menjadi bagian dari keluarga besar Aki Tirem.

Sepeninggal Aki Tirem, Dewawarman mulai membangun wilayah ini. Dari sekedar kampung pesisir berubah menjadi sebuah kerajaan, kelak kerajaan ini menjadi kerajaan pertama di Nusantara. Salakanagara (negeri perak) nama kerajaan ini, resmi berdiri pada tahun 130 Masehi dengan raja pertamanya Dewawarman yang bergelar Prabu Darmalokapala Dewawarman Aji Raksa Gapura Sagara.

Dengan manajemen yang baik, Salakanagara semakin hari berkembang menjadi semakin besar. Pelabuhan yang menjadi tempat singgah para pedagang dari luar kini tidak hanya sekedar tempat transaksi jual beli, amannya wilayah ini menjadikan para pedagang lebih berlama-lama menetap hingga terjadilah pertukaran ilmu dan kebudayaan. Rakyat Salakanagara tentunya menjadi lebih pintar dibanding sebelumnya.

Rupanya kemasyhuran Salakanagara sampai juga di kerajaaan-kerajaan di sekitarnya. Salah satunya adalah kerajaan Agnynusa (Negeri Api) yang berada di Pulau Krakatau. Sang raja menyatakan niatnya untuk bergabung ke dalam Salakanagara dan ini diikuti beberapa kerajaan kecil lainnya.

Konon dan konon, kabar ini bahkan terdengar sampai ke Romawi. Claudius Ptolemaeus menyebutkan dalam catatannya tentang sebuah kerajaan makmur di pesisir Jawa bernama Argyre yang tak lain adalah Salakanagara.

"In Greek and Roman mythology, Argyre was a mythical island of silver, located in the east. The name comes from the Greek argyros (silver)"

Nah part 1 selesai. Cerita selanjutnya (Part 2) akan saya posting tidak lama lagi...amin, mudah-mudahan waktunya luang.


Tulisan Pertama

Tergerak dari obrolan di twitter beberapa hari yang lalu tentang pentingnya mengenal sejarah sebagai national character building maka terlahirlah blog yang sangat sederhana ini.

Pada blog ini, kelak anda dapat membaca tulisan tulisan tentang perspektif saya terhadap sejarah orang Sunda dan kota Bandung dan tentu saja tulisan-tulisan tentang sudut-sudut kota Bandung yang jarang kita dengar.

Mudah-mudahan, kesibukan kerja tidak menjadikan blog ini terbengkalai seperti blog-blog saya sebelumnya.

Terima kasih

Bandung, 23 Agustus 2012
@proudfather